Iklan dempo dalam berita

Hindari Foya-foya dan Maksiat, Ini 9 Amalan Dianjurkan Malam Takbiran Sampai Lebaran

Hindari Foya-foya dan Maksiat, Ini 9 Amalan Dianjurkan Malam Takbiran Sampai Lebaran

Foto IST_--

زينوا اعيادكم بالتكبير "Hiasilah hari raya kalian dengan memperbanyak membaca takbir." Juga sabda Nabi Muhammad:

اكثروا من التكبير ليلة العيدين فانهم يهدم الذنوب هدما  

“Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal dapat melebur dosa-dosa." Berikut lafal takbiran yang singkat dan lebih umum: اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ   Allahu akbar (3x), laa ilaaha illallaahu wallahu akbar, allahu akbar wa lillahil-hamdu 

BACA JUGA:Jemaah Muhammadiyah Bengkulu Utara Laksanakan Salat Id di 10 Lokasi

3. Mandi sunnah Idul Fitri 

Gus Fahrur menyarankan umat Islam untuk mandi sunnah Idul Fitri. Sebab setiap Muslim, laki-laki dan perempuan, bahkan perempuan yang tengah haid dan dalam keadaan nifas, disunnahkan untuk mandi sunnah Idul Fitri. 

Kesunnahan ini juga berlaku bagi yang tidak menghadiri shalat Idul Fitri, seperti orang sakit. 

BACA JUGA:Jangan Terlena, Ayo Cari Uang dari Internet, Berikut Caranya 

Di dalam artikel NU Online berjudul Kesunnahan saat Idul Fitri dan Penjelasannya diuraikan bahwa waktu mandi sunnah ini dimulai sejak tengah malam Idul Fitri sampai tenggelamnya matahari di keesokan harinya.

Menurut Syekh Sulaiman Al-Bujairimi dalam kitab Tuhfah al-Habib ‘Ala Syarh al-Khathib, mandi sunnah Idul Fitri ini lebih utama dilakukan setelah terbit fajar.

Ini lafal niat mandi sunnah Idul Fitri:  نَوَيْتُ غُسْلَ عِيْدِ الْفِطْرِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى Nawaitu ghusla 'idil fithri sunnatan lillahi ta'ala “Aku niat mandi Idul fitri, sunnah karena Allah ta'ala." 

BACA JUGA:Pengajuan KUR BRI Ditolak, Begini Caranya Agar Lolos Survei

4. Berhias memakai pakaian yang bersih 

Gus Fahrur menjelaskan, amalan sunnah yang juga sangat dianjurkan untuk dilakukan pada saat hari lebaran Idul Fitri adalah berhias dan memakai pakaian yang bersih. 

Hal itu sebagaimana pendapat Syekh Sa‘id bin Muhammad Ba‘asyin dalam Busyral Karim, dikutip Wakil Sekretaris LBM PBNU Ustadz Alhafiz Kurniawan dalam tulisan berjudul Keharusan Berpakaian Baru dan Dresscode Lebaran di Hari Raya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: