Iklan dempo dalam berita

Presiden Jokowi Soroti Kenapa Banyak WNI Berobat ke Singapura? Ternyata Ini Alasannya

Presiden Jokowi Soroti Kenapa Banyak WNI Berobat ke Singapura? Ternyata Ini Alasannya

Presiden Jokowi soroti banyak orang Indonesia berobat ke Singapura--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Presiden Jokowi soroti kenapa banyak WNI berobat ke Singapura? Ternyata ini alsannya.

Berdasarkan data tahun 2021-2022 yang dihimpun Medical Tourism Index, Singapura menempati urutan kedua dari 46 negara yang banyak dituju pasien-pasien internasional. 

Industri medis Singapura didukung oleh berbagai faktor seperti regulasi pemerintah, adanya kontribusi dana mencukupi serta sistem pembiayaan yang terbagi antara sektor swasta dan publik.

BACA JUGA:Mengenal Asal Usul Suku Togutil, Kelompok Etnis Primitif Penghuni Belantara Halmahera

Dukungan-dukungan ini menjadi strategi kunci yang mendorong sektor medis Singapura memiliki sistem yang canggih, riset klinis kuat, serta kesempatan untuk meningkatkan perawatan kesehatan jangka panjang.

Presiden Jokowi menyoroti tren WNI yang berobat ke luar negeri sehingga berpotensi menyedot devisa US$ 11,5 miliar atau Rp 180 triliun.

Menurut Jokowi, kebiasaan masyarakat Indonesia yang memilih berobat di luar negeri memiliki penyebab. Karena itu ia meminta industri kesehatan dalam negeri perlu diperkuat.

BACA JUGA:Mengenal Susu UHT, Ini Kandungan dan 9 Manfaatnya untuk Kesehatan Tubuh

Fenomena banyak orang Indonesia berobat ke luar negeri, terutama Malaysia dan Singapura, sudah terjadi sejak lama dan sempat terhenti ketika pandemi Covid-19.

Menurut dr. Effiana dari Program Studi Magister Bioetika FK-KMK UGM, ada beberapa etik dalam proses pengambilan keputusan berobat ke luar negeri.

Dr. Effiana juga mengatakan, secara umum alasan masyarakat adalah ketidakpuasan terhadap pelayanan yang ada di Indonesia. Selain itu, faktor penarik berupa layanan yang lebih lengkap di negara tujuan juga cukup berpengaruh.

Menurut Effiana, ada pula logika kebutuhan bahwa seseorang merasakan adanya risiko dan kekhawatiran terhadap pengobatan di Indonesia sehingga membenarkan persepsi bahwa bepergian ke luar negeri untuk mendapatkan perawatan medis adalah tindakan yang rasional.

BACA JUGA:Daftar 10 Motor Matic yang Wajib Pakai SIM C1, Kamu Punya? Siap-siap Harus Bikin

Kementerian Kesehatan mencatat, seorang pasien jantung bisa menunggu sampai tiga tahun untuk bisa mendapat layanan operasi seperti memasang ring.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: