Iklan dempo dalam berita

Ini Sejarah Palestina dan Israel Menurut Islam yang Tertulis Dalam Al-quran

Ini Sejarah Palestina dan Israel Menurut Islam yang Tertulis Dalam Al-quran

Sejarah Palestina dan Israel menurut Al Quran --

 يَا قَوْمِ ادْخُلُوا الْأَرْضَ الْمُقَدَّسَةَ الَّتِي كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ وَلَا تَرْتَدُّوا عَلَى أَدْبَارِكُمْ فَتَنْقَلِبُوا خَاسِرِينَ (21) قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّ فِيهَا قَوْمًا جَبَّارِينَ وَإِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا حَتَّى يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنْ يَخْرُجُوا مِنْهَا فَإِنَّا دَاخِلُونَ (22) قَالَ رَجُلَانِ مِنَ الَّذِينَ يَخَافُونَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمَا ادْخُلُوا عَلَيْهِمُ الْبَابَ فَإِذَا دَخَلْتُمُوهُ فَإِنَّكُمْ غَالِبُونَ وَعَلَى اللَّهِ فَتَوَكَّلُوا إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ (23) قَالُوا يَا مُوسَى إِنَّا لَنْ نَدْخُلَهَا أَبَدًا مَا دَامُوا فِيهَا فَاذْهَبْ أَنْتَ وَرَبُّكَ فَقَاتِلَا إِنَّا هَاهُنَا قَاعِدُونَ (24) قَالَ رَبِّ إِنِّي لَا أَمْلِكُ إِلَّا نَفْسِي وَأَخِي فَافْرُقْ بَيْنَنَا وَبَيْنَ الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ (25) قَالَ فَإِنَّهَا مُحَرَّمَةٌ عَلَيْهِمْ أَرْبَعِينَ سَنَةً يَتِيهُونَ فِي الْأَرْضِ فَلَا تَأْسَ عَلَى الْقَوْمِ الْفَاسِقِينَ (26)

Artinya: Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagi kalian, dan janganlah kalian lari ke belakang (karena takut kepada musuh), maka kalian menjadi orang-orang yang merugi." Mereka berkata.”Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri itu ada orang-orang yang gagah perkasa, sesungguhnya kami sekali-kali tidak akan memasukinya sebelum mereka keluar darinya. Jika mereka telah keluar darinya, pasti kami akan memasukinya." Berkatalah dua orang di antara orang-orang yang takut (kepada Allah) yang keduanya telah diberi nikmat oleh Allah, "Serbulah mereka melalui pintu gerbang (kota) itu! Bila kalian memasukinya, niscaya kalian akan menang. Dan hanya kepada Allah hendaknya kalian bertawakal, jika kalian benar-benar orang yang beriman." Mereka berkata, "Hai Musa, kami sekali-kali tidak akan memasukinya selama-lamanya selagi mereka ada di dalamnya. Karena itu, pergilah kamu bersama Tuhanmu; dan berperanglah kamu berdua, sesungguhnya kami hanya duduk menanti di sini saja!" Berkata Musa, "Ya Tuhanku, aku tidak menguasai kecuali diriku sendiri dan saudaraku. Sebab itu, pisahkanlah antara kami dengan orang-orang yang fasik itu." Allah berfirman, "(Jika demikian), maka sesungguhnya negeri itu diharamkan atas mereka selama empat puluh tahun, (selama itu) mereka akan berputar-putar kebingungan di bumi (padang Tih) itu. Maka janganlah kamu bersedih hati (memikirkan nasib) orang-orang yang fasik itu.” (QS. Al Maidah: 21-26).

BACA JUGA:Setop!!! 5 Orang Ini Dilarang Minum Air Kelapa, Bisa Berbahaya

Dalam tafsir Tahlili kemenag, dijelaskan bahwa Nabi Musa memerintahkan kaumnya yakni Bani Israel harus memasuki tanah suci Kanaan (Palestina) dan berdiam di negeri yang telah dijanjikan dan ditetapkan Allah untuk menjadi tempat tinggal mereka. 

Menurut riwayat Ibnu ‘Asakir dari Mu’āż bin Jabal bahwa tanah suci itu di antara sungai Tigris dengan sungai Furat. Tanah itu disebut suci karena telah sekian banyak nabi menempatinya yang senantiasa mengajak kepada agama Tauhid, karenanya tanah itu bersih dari patung-patung dan kepercayaan yang sesat.

Sejak awal berdirinya negara Israel pada tahun 1948, konflik yang melibatkan warga Palestina terus berlanjut. Sejarah mencatat bahwa kaum Bani Israel seringkali menunjukkan sikap pengecut dan penakut, khususnya dalam menghadapi perintah Allah dan Nabi Musa as. 

BACA JUGA:Syarat Pinjam Uang Rp 50 Juta Wajib Punya KTP dan Usaha, Ini Tabel Simulasi Angsuran KUR Mandiri 2024

Mereka enggan memasuki Negeri Palestina karena takut menghadapi rakyat dan raja Palestina yang kuat dan berkuasa.

Ketika Nabi Musa as. memerintahkan mereka untuk memasuki tanah yang dijanjikan, kaum Bani Israel menolak dengan tegas. Mereka menyatakan kepada Nabi Musa bahwa mereka tidak akan memasuki tanah suci itu selama penduduk yang kejam masih ada di sana. 

Mereka menuntut agar Nabi Musa bersama bantuan Tuhan berperang terlebih dahulu untuk mengusir penduduk tersebut. Sikap pengecut dan penakut ini menunjukkan betapa rendahnya iman dan kepercayaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya.

Setelah ajakan Nabi Musa tidak ditaati oleh kaumnya, bahkan mereka menolaknya dengan keras, Nabi Musa mengeluh kepada Allah. Beliau menyatakan bahwa dirinya tidak dapat menguasai kaumnya yang keras kepala dan durhaka. 

BACA JUGA:5 Obat Penambah Stamina Pria yang Tersedia di Indomaret, Harganya Terjangkau

Dalam doanya, Nabi Musa memohon kepada Allah agar memisahkan dirinya dan saudaranya dari kaumnya yang durhaka, serta memberikan keputusan yang adil. Nabi Musa juga meminta agar Allah menyelamatkan dirinya dan saudaranya dari siksaan yang akan menimpa kaumnya yang fasik itu.

Doa Nabi Musa dikabulkan oleh Allah. Allah menyatakan bahwa sesungguhnya tanah suci itu diharamkan bagi mereka selama empat puluh tahun. Karena kedurhakaan mereka, mereka tidak dapat memasuki tanah suci dan tidak dapat mendiaminya selama empat puluh tahun. 

Selama masa itu, mereka berada dalam keadaan kebingungan, tidak mengetahui arah dan tujuan. Allah kemudian menganjurkan kepada Nabi Musa agar tidak merasa sedih atas musibah yang menimpa kaumnya yang fasik, karena bagi mereka, hal tersebut akan menjadi pelajaran dan pengalaman berharga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: