Iklan dempo dalam berita

Kisah Sahabat Nabi, Karena Terlalu Kaya Akhirnya Masuk Surga dengan Cara Merangkak

Kisah Sahabat Nabi, Karena Terlalu Kaya Akhirnya Masuk Surga dengan Cara Merangkak

Kisah sahabat nabi yang kaya raya dan masuk surga dengan cara merangkak--

Abdurrahman bin Auf kerap menangis teringat sabda Rasulullah SAW ini. Sebab itu ia sering berdoa sebagai berikut, "Jadikan aku ini miskin! Aku ingin seperti Masab bin Umair atau Hamzah yang hanya meninggalkan sehelai kain pada saat meninggal dunia. Masab bin Umair ketika jasadnya dibungkus kafan, kakinya tertutup tapi kepalanya terbuka. Ketika ditarik ke atas, kepalanya tertutup tapi kakinya terbuka. Ya Allah,"

BACA JUGA:Bolehkah Wanita Haid Ziarah Kubur? Simak 6 Adab Ziarah Kubur Berikut

Tidak hanya itu, Beliau juga kerap bertanya kepada Rasulullah SAW cara bagaimana supaya dirinya dapat masuk ke surga minimal berjalan kaki. Rasulullah menjawab, 

"Perbanyak bersedekah niscaya kakimu menjadi ringan untuk masuk surga,"

Menurut catatan sejarah, pada akhir hayatnya Abdurrahman bin Auf berwasiat membagi hartanya menjadi 3 bagian. Ketiga bagian tersebut yakni 1/3 dibagikan untuk modal usaha sahabatnya, 1/3 untuk melunasi hutang-hutangnya, dan 1/3 lagi untuk dibagi-bagikan kepada fakir miskin. Semua dilakukan untuk meringankan langkahnya memasuki pintu surga.

Pedagang Kaya Raya

Abdurrahman bin Auf memang seorang pedagang yang kaya raya. Meskipun demikian, ia tidak suka menumpuk harta dan hidup bermewah-mewah. Berdagang ia jadikan sebagai ladang amalan. Jika perdagangannya sukses, hal itu akan semakin mendekatkan jiwanya kepada Allah.

BACA JUGA:KUR BNI 2024 Tanpa Jaminan, Ini Syarat dan Cara Pengajuannya, Dijamin Pinjaman Rp 50 Juta Cair Dalam Sekejap

Suatu hari ketika Abdurahman bin Auf hendak berbuka puasa, di hadapannya telah tersedia makanan. Namun, seketika ia tiba-tiba menangis. Di antara tangisannya, Abdurrahman berkata,

"Mus'ab bin Umair gugur sebagai syahid. Ia seorang yang jauh lebih baik daripada aku. Ia hanya mendapat kafan sehelai burdah. Jika kepalanya ditutup, maka tampaklah kakinya; jika kakinya ditutup, maka tampaklah kepalanya."

Abdurrahman bin Auf kemudian berhenti sejenak. Sambil masih tersedu-sedu, ia melanjutkan,

"Demikian juga Hamzah. Ia adalah orang yang jauh lebih baik daripada aku. Ia pun gugur sebagai syuhada. Saat akan dikuburkan, hanya terdapat sehelai selendang untuknya; telah dihamparkan bagi kami dunia seluas-luasnya, telah diberikan pula kepada kami hasil sebanyak-banyaknya. Sungguh, kami khawatir telah didahulukan pahala kebaikan kami."

BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR BCA Maret 2024 Pinjaman Rp 35 Juta, hanya Perlu Siapkan Syarat Ini Pinjaman Cair

Abdurrahman bin Auf sering kali menangis jika teringat akan hartanya. Ia takut hartanya akan memberatkan dan menjegal dirinya kelak di hadapan Allah SAW. Padahal, ia tidak pernah mengambil harta yang haram sedikit pun.

Pada kisah yang lain, diceritakan ketika beberapa sahabat sedang berkumpul di rumah Abdurrahman bin Auf. Saat jamuan terhidang di meja, seketika itu juga ia menangis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: