Iklan dempo dalam berita

Kisah Ummul Mukminim Khadihjah, Istri Serta Wanita Pertama Yang Dicintai Baginda Rasulullah

Kisah Ummul Mukminim Khadihjah, Istri Serta Wanita Pertama Yang Dicintai Baginda Rasulullah

Orang pertama yang menerima dakwah Islam. Dan wanita yang paling dicintai Rasulullah--

NASIONAL, RBTVCAMKOHA.COM - Ummul Mukminin Khadijah, beliau dilahirkan di Mekah tahun 68 sebelum hijrah. Ia berasal dari keluarga bangsawan Quraisy.  Khadijah dididik dengan akhlak mulia dan terhormat sebagai seorang wanita. Sehingga ia tumbuh dengan karakter yang kuat, cerdas, dan menjaga kehormatan. 

BACA JUGA:Peringatan Malaikat Maut untuk Manusia yang Berusia 40 Tahun ke Atas, Lakukan saja Karena Ajal Sudah Dekat

Ia adalah wanita pertama yang dinikahi oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Orang pertama yang menerima dakwah Islam. Dan wanita yang paling dicintai Rasulullah. Pada masa jahiliyah, sebelum kenal dengan Baginda Rasulullah, Ummul Mukminin Khadijah radhiallahu ‘anhu dikenal sebagai seorang wanita yang kaya dan seorang pedagang besar. Ia bekerja sama dengan laki-laki untuk bagi hasil barang dagangan karena laki-lakilah yang terbiasa bersafar ke Syam untuk berdagang. Sedangkan para wanita di masa itu tidak terbiasa keluar ke tempat yang jauh. Inilah merupakan tradisi bangsa Arab kala itu.

BACA JUGA:Sebelum Datang Mencabut Nyawa, Malaikat Maut Kirim 3 Utusan, Namun Sayang Manusia Tidak Sadar

Hari-hari terus berlalu, hingga pada suatu saat beliau mendengar kisah tentang seseorang yang bernama Muhammad bin Abdullah. Seorang laki-laki yang berakhlak mulia, jujur dan terpercaya. Kemudian, ia kirim seseorang untuk menawarkan kerja sama dagang menuju Syam. Ia berikan barang kualitas super, yang tidak ia percayakan kepada pedagang lainnya.

Ketika Khadijah dan Muhammad telah sepakat bekerja sama, Khadijah menyertakan seorang budak laki-lakinya yang bernama Maisaroh untuk membawa barang dagangan itu hingga ke Syam. Kemudian Rasulullah mulai menjual barang dagangannya dan membeli barang lainnya yang beliau inginkan. Sesampainya di Mekah, beliau menemui Khadijah dengan hasil keuntungan dagangnya. Kemudian Khadijah membeli barang bawaannya. Rasulullah pun mendapatkan untung berkali lipat.

BACA JUGA:Setiap Hari Ini Katanya Malaikat Maut 5 kali Berdiri di Depan Pintu dan 70 kali Memandang Wajah Manusia

Sementara itu, sebelumnya Khadijah telah menikah dua kali. Pertama menikah dengan Atiq bin A’id al-Makhzumi, yang kemudian meninggal. Dan kedua, dengan Abu Halah bin Nabbasy at-Tamimi, dan juga meninggal dunia. Tapi dari Abu Halah, ia mendapatkan seorang putra yang bernama Hind bin Abu Halah. 

Setelah itu, Khadijah menutup hatinya dari semua laki-laki. Ia tak ingin lagi menikah dan memutuskan untuk hidup sendiri. Namun, cerita-cerita tentang Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang ia dengar dari orang-orang dan dari Maisaroh menggoyahkan keteguhannya. Ia begitu kagum dengan seorang laki-laki yang begitu mulia akhlaknya.

BACA JUGA:Bagi Orang yang Peka, Tanda Kematian Sudah Tampak Sejak 100 Hari Sebelum Ajal Tiba, Apa saja Tandanya?

Singkat cerita, terjadilah pernikahan antara dua orang yang mulia, Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam dengan Khadijah binti Khuwailid. Maharnya adalah 500 dirham. Pernikahan ini berlangsung saat Muhammad bin Abdullah belum mendapatkan kedudukan istimewa sebagai seorang nabi dan rasul. Sebelum Muhammad dikenal dan memiliki banyak pengikut. Sebelum Muhammad kaya dan menjadi pemimpin negara. 

BACA JUGA:Ternyata Tanda Kematian Seseorang Bisa Dilihat dari Betisnya, Begini Ciri-cirinya Menurut Gus Baha

Khadijah merupakan wanita yang cerdas, kecerdasarnnya terlihat saat ia ingin menikah dengan Nabi. Ia memilih seorang utusan yang bernama Nafisah bin Maniyah. Wanita ini ia pilih dan tugaskan meneliti Nabi Muhammad setelah pulang dari Syam. Agar ia tidak merasa malu karena menyatakan perasaan terlebih dahulu, tampaklah seolah-olah Nabi Muhammad lah yang menginginkan Khadijah dan meminta dirinya untuk menikah dengan beliau.

Setelah menikah, kembali Khadijah memberi ketaladanan dalam kematangan akal dan pikiran. Ia tidak panik tatkala suaminya dalam kebingunan menerima wahyu pertama. Ia jawab dengan yakin bahwa Allah tidak akan menghinakan suaminya. Jawaban itu ia kuatkan dengan alasan-alasan. Sehingga sang suami benar-benar merasa tenang. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: