Iklan dempo dalam berita

Deretan Mitos Rebo Wekasan, Salah Satunya Hari Diturunkan Bala Bencana untuk Setahun

Deretan Mitos Rebo Wekasan, Salah Satunya Hari Diturunkan Bala Bencana untuk Setahun

Amalan pada rebo wekasan--

Rebo wekasan biasanya dirayakan oleh beberapa masyarakat di Indonesia. Dalam Islam sendiri, Rebo Wakasan dipercayai sebagai hari pertama Nabi Muhammad SAW sakit hingga beliau meninggal dunia.

Adapun manfaat dari tradisi ini diketahui sebagai suatu amalan atau usaha untuk meminta doa kepada Allah agar bisa menjauhkan dirinya dari segala penyakit dan musibah.

Rebo wakasan sendiri mempunyai asal usul bahwa awalnya tradisi ini dilaksanakan pada masa dakwah dari Wali Songo, di mana banyak ulama yang mengungkapkan bahwa pada bulan Safar, Allah SWT menurunkan lebih 500 macam penyakit.

Adapun pada saat itu cara untuk mengantisipasi dalam menghindari terkena penyakit dan musibah, para ulama melakukan ibadah sebanyak-banyaknya. Serta berdoa untuk meminta Allah agar menjauhkan diri dari segala penyakit dan musibah yang diturunkan pada hari Rabu terakhir bulan Safar.

Tradisi rebo wakasan lah yang dilakukan untuk menghindari hal tersebut. Adapun beberapa umat Islam di Indonesia pun masih terus melestarikan tradisi tersebut. Setiap daerah di Indonesia mempunyai cara yang berbeda-beda dalam melaksanakan tradisi tersebut.

BACA JUGA:Bukan Soal Kotor, Tikus Masuk Rumah Ternyata Ada Arti Lain, Banyak-banyak Istighfar

 

Penjelasan Soal Rebo Wakasan

 

Sementara itu, pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah (LPD) Al-Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif atau Buya Yahya mengatakan, tidak ada petunjuk dari Rasulullah SAW bahwa harus mengamalkan amalan di Rebo Wakasan atau Rabu terakhir bulan Safar.

Menurut Buya Yahya, cerita tentang Rebo Wakasan adalah cerita tentang orang saleh mendapatkan berita (ilham) bahwasanya di hari itu akan turun penyakit. Lalu meminta perlindungan dari Allah agar dijauhkan dari penyakit.

“Kalau (ajaran) dari nabi tidak ada, cuma kalau udah katanya ulama selagi tidak bertentangan dengan ajaran nabi tidak bisa kita (katakan) langsung murni bid’ah,” jelasnya dikutip dari YouTube Al-Bahjah TV.

Menurutnya, ketika orang saleh mendapatkan ilham boleh dipercaya boleh juga tidak. Dengan catatan selama yang dilakukan hasil ilham tersebut tidak bertentangan dengan ajaran nabi.

“Misalnya bersedekah atau salat hajat agar dijauhkan dari malapetaka, maka mengikuti ilham selagi itu tidak bertentangan syariat itu boleh,” Buya Yahya mencontohkan.

BACA JUGA:Begini Akibatnya kalau Suka Main Judi Online, Apapun Bisa Dilakukan, Akhirnya Berakhir di Jeruji Besi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: