Menengok Asal Usul Bengkulu, Punya Bunga Tunggal Terbesar di Dunia hingga Tradisi Opoi Malem Likua

Minggu 26-05-2024,19:17 WIB
Reporter : Putri Nurhidayati
Editor : Septi Widiyarti

Benteng Marlborough berdiri di atas tanah seluas 44.000 meter persegi dan 8,5 meter di atas permukaan laut (mdpl). Ketika berjalan ke arah tengah benteng, pengunjung dapat melihat sebuah taman yang tertata rapi dengan sisa-sisa meriam.

BACA JUGA:Modal Tidak Terlalu Besar dan Cepat Balik, Ini Perhitungan Kembali Modal Buka Gerai Indomaret

3. Nama Bengkulu Terpampang di Singapura
Ketika berada di bawah jajahan Inggris, nama Bengkulu adalah Bencoolen. Nama Bencoolen lalu diabadikan di Singapura dan digunakan sebagai nama jalan. Pemberian nama jalan di Singapura ini berawal dari berakhirnya masa penjajahan Inggris di Bengkulu.

Masa penjajahan tersebut berakhir lantaran adanya perjanjian antara Kerajaan Inggris dengan Kerajaan Belanda. Perjanjian yang dibuat berisi tentang pertukaran kekuasaan Inggris di Bengkulu dengan kekuasaan Belanda di Melaka dan Singapura.

BACA JUGA:Ada Ribuan Gerai Indomaret, Berapa Keuntungannya per Bulan? Ini Perhitungannya

Saat itu, Singapura menjadi bagian dari Kerajaan Melaka. Pemerintah Singapura kemudian memberi salah satu nama jalannya dengan Bencoolen Street. Begitu pula dengan salah satu desa yang ada di Bengkulu dan Sumatera Selatan ada yang diberi nama Singapura.

Nama jalan Bengkulu ini sengaja diberikan Raffles yang saat itu menjadi gubernur untuk mengenang kehadirannya di Bengkulu.

BACA JUGA:Jangan Dibuang! Ini 9 Manfaat Kulit Pisang untuk Kesehatan Tubuh

4. Tradisi Malam ke-27 Ramadan
Sebelum datangnya malam ke-27 bulan Ramadan, masyarakat Bengkulu biasanya menggelar Tradisi Opoi Malem Likua yaitu tradisi membakar batok kelapa yang disusun rapi seperti tusuk sate.

Lalu, batok kelapa yang telah disusun secara rapi setinggi 1,5 meter ditancapkan di depan rumah warga. Setelah malam tiba, warga akan serentak membakar batok kelapa tersebut.

Masyarakat sekitar percaya bahwa Tradisi Opoi Malem Likua dilakukan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan dan pemberian doa kepada arwah leluhur agar tentram.

Tradisi ini rutin dilakukan setiap malam ke-27 bulan Ramadan. Ketika membakar batok kelapa yang telah tersusun, asap akan menyelimuti wilayah kampung tersebut sehingga memberikan kesan eksotis dan magis.

BACA JUGA:606 PPS Pilkada Seluma Dilantik, Segini Gajinya

5. Kuliner Favorit Bung Karno
Bengkulu punya beragam jenis kuliner, termasuk Bagar Hiu yang merupakan salah satu kuliner favorit Bung Karno ketika masa pengasingannya di Bengkulu.

Kuliner ini biasanya dikonsumsi masyarakat sekitar di bulan Ramadan. Tampilan bagar hiu ini sekilas mirip dengan rendang daging khas Padang. Perbedannya adalah Bagar Hiu tidak dimasak menggunakan santan.

Sesuai dengan namanya, Bagar Hiu dibuat dengan bahan dasar daging hiu, ikan yang dilarang ditangkap saat ini lantaran populasinya makin menurun. Dibutuhkan keahlian dan trik khusus dalam pengolahannya.

Kategori :