Iklan dempo dalam berita

Ada Harta Karun Cair di Sorong, Yuk Intip Potensi dan Lokasi Cadangan Minyak Bumi Papua Barat

Ada Harta Karun Cair di Sorong, Yuk Intip Potensi dan Lokasi Cadangan Minyak Bumi Papua Barat

Potensi dan Lokasi Cadangan Minyak Bumi Papua Barat--

BACA JUGA:Harta Karun 1,2 Juta Ton Nikel di Indonesia yang Masih Tersimpan dan Belum Tergarap, Berapa Kalau Dirupiahkan?

Menurut sejarah, asal usul nama Sorong dapat ditelusuri kembali ke sebuah perusahaan Belanda yang pada masa itu bertanggung jawab atas pengelolaan dan eksplorasi minyak di daerah tersebut, yaitu Seismic Ondersub Oil Niew Guines, atau lebih dikenal dengan akronimnya, Sorong.

BACA JUGA:Harta Karun 1 Juta Ton Emas yang Belum Tergarap ada di Pulau Sumatera, Berada di Kawasan Bukit

Pada zaman dahulu, struktur pemerintahan di wilayah ini masih bersifat tradisional. Sorong masih berstatus sebagai kabupaten yang dibentuk oleh Sultan Tidore. 

Dalam upaya memperluas wilayah kekuasaannya, Sultan Tidore mengangkat empat orang Raja yang dikenal sebagai Kalano Muraha atau Raja Ampat, yang kini menjadi salah satu destinasi wisata terkenal.

Keempat raja tersebut diangkat sesuai dengan empat pulau besar yang terletak di gugusan pulau-pulau dengan wilayah kekuasaan yang berbeda.

BACA JUGA:Harta Karun Cair, Ini Lokasi dan Potensi Cadangan Minyak Bumi Kalimantan Timur

Raja Fan Gering memerintah di Pulau Waigeo, Raja Fan Malaba di Pulau Salawati, Raja Mastarai di Pulau Waigama, dan Raja Fan Malanso di Lilinta Pulau Misool.

Ada juga versi lain yang menyebutkan bahwa nama Sorong berasal dari kata "Soren". Dalam bahasa Biak Numfor, "Soren" memiliki arti "laut yang dalam dan bergelombang".

Kata ini pertama kali digunakan oleh Suku Biak Numfor yang berlayar dari satu pulau ke pulau lain dengan perahu layar pada masa lampau hingga mereka tiba dan menetap di Kepulauan Raja Ampat.

BACA JUGA:Berlimpah Harta Karun Cair Ribuan Barel! Ini Potensi dan Titik Lokasi Cadangan Minyak Bumi di Riau

Suku Biak Numfor adalah yang memberi nama "Daratan Maladum" dengan sebutan "Soren", yang kemudian diadopsi oleh para pedagang Tionghoa, misionaris dari Eropa, Maluku, dan Sangihe Talaut, yang menyebutnya sebagai "Sorong".

Pada zaman kolonial Belanda, Kota Sorong dikenal sebagai "Kota Minyak di Timur Jauh". Julukan ini berasal dari tahun 1908, ketika sebuah tim survei minyak Belanda menemukan sumber minyak di bawah tanah Sorong.

BACA JUGA:Penemuan Harta Karun Terbesar Sejak Tahun 2000, Ini Potensi dan Lokasi Cadangan Minyak Bumi di Riau

Penemuan ini kemudian dieksplorasi menjadi tambang minyak besar oleh Nederlands Nieuw Guinea Petroleum Maatschappij (NNGPM), sebuah perusahaan pertambangan minyak yang dimiliki oleh Pemerintah Belanda. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: