Iklan dempo dalam berita

Bagaimana Hukum Berhubungan Suami Istri di Malam Lailatul Qadar? Begini Penjelasannya

Bagaimana Hukum Berhubungan Suami Istri di Malam Lailatul Qadar? Begini Penjelasannya

Hukum berhubungan suami istri pada malam lailatul qadar--

Selain menjalani puasa makan dan minum, kita juga dilarang melakukan hubungan suami istri di siang hari sebagai bagian dari ketaatan dalam menjalankan ibadah puasa.

BACA JUGA:Pertalite akan Dihapus! Ternyata ini Alasan Kuat Pemerintah Ingin Menghapus Pertalite

Namun, Allah dalam kebijikannya telah menghalalkan umat-Nya untuk melakukan hubungan badan di malam hari selama bulan Ramadhan. Dalam firman-Nya, Allah berfirman:

“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu.” (QS. Al Baqarah: 187)

Dari ayat di atas, terlihat bahwa Allah telah memperbolehkan hubungan badan di seluruh malam bulan Ramadhan. Artinya, boleh melakukan hubungan seks sepanjang malam, termasuk di sepuluh hari terakhir.

2. Rasulullah memperbanyak ibadah di 10 malam terakhir Ramadhan

Meskipun berhubungan seks pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan diperbolehkan, namun ada baiknya umat Muslim tetap disibukkan dengan ibadah di malam hari untuk berusaha menggapai Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari seribu bulan.

BACA JUGA:Berapa dan Bagaimana Cara Pertamina Menentukan Harga Pertamax Green Pengganti Pertalite? Ini Penjelasannya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memberi contoh dengan memperbanyak ibadahnya saat sepuluh hari terakhir Ramadhan.

Bahkan, Beliau sampai menjauhi istri-istrinya dari berhubungan intim dan mendorong keluarganya untuk melakukan ketaatan pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. 'Aisyah radhiallahu 'anha mengatakan:

“Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila memasuki sepuluh hari terakhir (bulan Ramadhan), beliau mengencangkan sarungnya (untuk menjauhi para istri beliau dari hubungan badan), menghidupkan malam-malam tersebut, dan membangunkan keluarganya.” (HR. Bukhari, no. 2024; Muslim, no. 1174)

Beberapa ulama menjelaskan bahwa 'mengencangkan sarung' dalam hadis tersebut menunjukkan bahwa Rasulullah meninggalkan hubungan badan, bahkan menghindari tempat tidur dengan memisahkan diri dari istri-istrinya, dan lebih fokus untuk beribadah.

BACA JUGA:Ramadan Penuh Berkah, 2 Tahap Bansos BPNT Cair Sekaligus, Siapkan Berkas dan Ambi Pencairan di Kantor Pos

3. Hukum berhubungan seks di malam Lailatul Qadar

Meskipun Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memperbanyak ibadah di sepuluh malam terakhir Ramadhan dan menjauhi hubungan badan, hal ini tidak mengindikasikan larangan melakukan hubungan suami istri pada malam-malam tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: