Iklan dempo dalam berita

Tidak hanya Elok, Seperti Ini Cerita Rakyat tentang Gunung Tangkuban Perahu

Tidak hanya Elok, Seperti Ini Cerita Rakyat tentang Gunung Tangkuban Perahu

Cerita rakyat tentang gunung Tangkuban Perahu--

Menyadari bahwa babi hutan itu adalah Wayung Hyang, Tumang tak mau memburu babi itu ketika disuruh untuk mengejarnya. Tumang hanya diam saja.

Karena kesal, Sangkuriang mengarahkan anak panah pada si Tumang, ia berharap si Tumang takut dan mau menuruti perintahnya. Namun, secara tidak sengaja, anak panah itu terlepas dan membunuh Si Tumang. 

Karena panik melihat Tumang serta babi itu yang sudah pergi menjauh, Sangkuriang pun akhirnya memutuskan untuk menyembelih Tumang dan mengambil hatinya. Setelah itu, Sangkuriang kembali pulang dan menyerahkan hati tersebut ke ibunya. Mengira bahwa yang diterimanya adalah hati hewan lain, Dayang Sumbi pun memasak dan memakannya.

BACA JUGA:Jika Otak Kiri Lebih Dominan, Berikut Pekerjaan yang Cocok untuk Anda

Namun, setelah beberapa saat, Dayang Sumbi menyadari bahwa Tumang tidak kunjung pulang. Akhirnya Sangkuriang pun mengakui bahwa hati yang dimakan ibunya merupakan hati dari Tumang. Mengetahui yang ia makan adalah hati Si Tumang, Dayang Sumbi pun murka pada Sangkuriang. 

Dayang Sumbi kemudian memukul kepalanya dengan centong kayu hingga kepala Sangkuriang terluka. Karena takut, Sangkuriang kabur meninggalkan rumah dan mengembara meninggalkan Dayang Sumbi sendirian.

Beberapa tahun telah berlalu, Sangkuriang tumbuh menjadi pria dewasa yang gagah. Suatu ketika, ia mengembara hingga tidak menyadari berjalan sampai ke tempat Dayang Sumbi berada.Di sana dia melihat seorang gadis jelita yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikannya, Sangkuriang berniat melamarnya. Karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi sangat terpesona padanya. 

BACA JUGA:Pria Paruh Baya Meninggal Dunia di Panti Pijat, Sang Terapis Ngaku Buatkan Susu Sebelum Begituan

Pada suatu hari ketika Sangkuriang pergi berburu, dia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya, seketika membuat dayang sumbing terkejut melihat luka di kepalanya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi meninggalkan rumah.

Dayang sumbi pun tersadar bahwa ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Dia menjadi sangat ketakutan. Dayang sumbi berusaha mencari cara untuk membatalkan lamaran dari Sangkuriang. 

Dia mengajukan dua syarat yang harus dipenuhi oleh Sangkuriang. Pertama, dia memintanya untuk membuat bendungan. Dan yang kedua, dia meminta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar tiba. 

BACA JUGA:Rasanya Enak, Kue Ini Adalah Camilan Para Bangsawan Bengkulu

Mendengar itu Sangkuriang segera bertapa dan dengan kesaktiannya dia memerintahkan makhluk-makhluk gaib untuk membantu membangun bendungan dan sampan itu. Dayang Sumbi pun tidak tinggal diam, dia dengan sembunyi-sembunyi melihat pekerjaan itu. Begitu melihat pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutera merah dan mengibarkanya di bagian timur.

Ia juga memukul lesung kayu, seolah-olah sedang menumbuk padi dan menjadi pertanda bahwa fajar telah tiba. Alhasil, makhluk-makhluk ghaib yang mendengar itu pun ketakutan dan pergi sebelum menyelesaikan tugasnya karena mengira pagi telah tiba. 

Karena gagal memenuhi persyaratan Dayang Sumbi, Sangkuriang pun mengamuk dan menendang perahu yang dibuatnya ke arah utara. Dalam sekejap, perahu tersebut jatuh menelungkup dan berubah menjadi Gunung Tangkuban Perahu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: