Iklan dempo dalam berita

Selebriti Langit, Kisah Sosok Pemuda Yatim Sahabat Nabi SAW yang Terasing di Bumi tapi Disayangi di Langit

Selebriti Langit, Kisah Sosok Pemuda Yatim Sahabat Nabi SAW yang Terasing di Bumi tapi Disayangi di Langit

Kisah Uwais al Qarni yang menggendong ibunya untuk berhaji--

Kunci kedua adalah menjalani kehidupan yang sederhana dan tidak terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Tidak perlu bangun rumah seperti istana jika isinya adalah neraka. “Lebih baik kita gubuk tapi isinya surga," ujarnya.

Kunci ketiga adalah menghargai hubungan antarmanusia, terutama dengan keluarga. Menurutnya, keluarga adalah tempat berkumpulnya kasih sayang dan cinta kasih. "Bagaimana bisa menikmati nikmat meja makan itu kalau main handphone sambil makan? Apa sih yang kita cari dalam kehidupan dunia ini?" ujarnya.

Seorang Yatim yang Fakir

Uwais Al-Qarni adalah seorang pemuda dari Yaman yang hidup di zaman Nabi Muhammad SAW. Uwais bukan orang yang kaya, melainkan hanya seorang fakir dan yatim yang hanya hidup berdua dengan ibunya yang lumpuh dan buta.

BACA JUGA:Sering Disepelekan, Berikut Arti Kedutan di Tubuh, Ada Pertanda Bakal Dapat Uang

Sehari-hari, Uwais hidup dengan mengandalkan penghasilannya dari menggembala domba. Hasil yang ia dapatkan hanya cukup untuk makan ibunya. Sedangkan apabila ada kelebihan, terkadang ia gunakan untuk menolong tetangganya yang juga kesusahan.

Selebihnya Uwais sering berpuasa. Hidupnya hanya ia gunakan untuk beribadah kepada Allah SWT dan berbakti kepada ibunya, karena ayahnya sudah lama meninggal.

Uwais Datangi Nabi SAW

Uwais merasa sangat sedih setiap kali melihat tetangganya yang lepas pergi menemui Nabi Muhammad SAW. Ia belum pernah menemui beliau padahal dirinya sangat ingin bertemu. Namun, di saat yang sama ibunya tidak bisa ia tinggalkan.

BACA JUGA:Tagihan Listrik Bengkak, Salah Satu Sebabnya Sering Buka Tutup Kulkas, Ini Cara Komplain Resmi ke PLN

Saking cintanya kepada Nabi Muhammad SAW, ketika ia mendengar ada yang melempari Rasulullah SAW hingga membuat giginya patah, Uwais turut mematahkan giginya dengan batu hingga patah.

Hal ini ia lakukan sebagai bentuk kecintaannya yang mendalam kepada Nabi Muhammad SAW yang bahkan belum pernah ia temui itu. Ia selalu bertanya-tanya, kapankah ia bisa bertemu dan memandangi wajah beliau dari dekat.

Akhirnya, pada suatu hari ia ungkapkan semua isi hatinya kepada ibunya dan meminta izin untuk bisa bertemu dengan Nabi Muhamamd SAW. Ibunya pun mengizinkannya untuk pergi ke Madinah.

BACA JUGA:2 Aplikasi Pinjol Resmi OJK Tanpa BI Checking Cair Cepat, Begini Cara Ceknya via Online

Ibunya berpesan kepada Uwais: “Pergilah wahai Uwais, anakku! Temuilah Nabi di rumahnya. Dan bila telah berjumpa dengan Nabi, segeralah engkau kembali pulang."

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: