Seluruh kejadian yang ada di lapangan bergantung pada keputusan wasit. Sementara wasit terkadang keliru dalam mengambil keputusan.
Teknologi ini bekerja dengan cara meninjau serta menganalisis tayangan ulang video pertandingan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi di lapangan dengan lebih jelas.
Sehingga ketika wasit harus memutuskan sesuatu, ia bisa meminta VAR untuk menayangkan kejadian ulang.
Seperti saat ada pelanggaran di kotak penalti, offside, hingga pelanggaran yang berpotensi menjatuhkan kartu merah pada pemain.
BACA JUGA:Sosok Naturalisasi Pertama Timnas Indonesia, Kiper Berdarah Belanda dan Pernah Bawa Persija Juara
Penayangan video ini membuat wasit dapat melihat kejadian dengan lebih jelas dan detail. Sehingga wasit mampu memberikan keputusan yang adil dan sesuai saat jalannya pertandingan.
Sejarah Penggunaan VAR dalam Pertandingan Sepak Bola
Sejarah VAR dalam sepak bola sendiri dimulai oleh Belanda sebagai proyek wasit 2.0 pada tahun 2010-an. Teknologi ini diuji untuk pertama kalinya pada liga Eredivisie di musim 2012-2013 lalu.
Setelah uji coba ini berhasil, Asosiasi Sepak Bola Belanda mengajukan penggunaan VAR kepada Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional untuk mengizinkan wasit memutar ulang tayangan video selama pertandingan.
Ide ini diterima oleh Gianni Infantino yang saat itu menjabat sebagai presiden FIFA.
Keputusan ini diambil untuk melindungi wasit dari mengambil keputusan yang salah di pertandingan.
Akhirnya, VAR dalam sepak bola pertama kali digunakan secara resmi di pertandingan A Liga Australia pada April 2017.
Disusul oleh Bundesliga Jerman dan Serie A Italia pada musim 2017-2018.
Penggunaan VAR di Piala Dunia
Penggunaan VAR dalam sepak bola sudah diresmikan oleh FIFA dan telah digunakan sejak Piala Dunia 2018 lalu. Empat tahun kemudian, Piala Dunia yang diselenggarakan Qatar juga memanfaatkan teknologi wasit 2.0 ini.